Rabu, 08 Desember 2010

Gasak sigi

Pelantikan Bupati Kabupaten Sigi, Ir Aswadin Randalembah dan Drs Livingstone sango diwarnai aksi demonstrasi oleh Gabungan Masyarakat Anti Korupsi (GASAK), meski demikian prosesi pelantikan tersebut tetap berlangsung lancar.
Puluhan masyarakat yang datang menjelang proses pelantikan tersebut, berorasi di jalan trans Sulawesi tepatnya 100 meter dari gedung DPRD Kabupaten Sigi yang menjadi tempat pelantikan Bupati.

Dalam orasinya, pengunjuk rasa mempertanyakan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri yang menurut mereka hingga pelaksanaan berlangsung tidak jelas statusnya.

"Kami ingin melihat secara langsung SK itu, kami tidak punya kepentingan politik dalam peristiwa ini, kami hanya ingin masyarakat mendapat informasi yang jelas, bukan kabar burung," ujar salah satu pengunjuk rasa.

dalam aksi tersebut sempat terjadi kericuhan ketika mobil dinas Sekretaris Kabupaten Sigi, Andiwan Betalembah melintas di antara demonstran dan Polisi. Oleh demonstran Mobil tersebut dihadang dan dilarang untuk melitas dan beberapa orang diantaranya memukul kaca bagian depan.

Akibatnya, Mobil jenis Honda CRV warna hitam dengan nomor polisi DN 6 M tersebut mengalami keretakan di kaca bagian depan.

Sekitar 1 Jam melakukan orasi, Massa Akhirnya membubarkan diri setelah mendapatkan copyan SK Mendagri mengenai penetapan Bupati Kabupaten Sigi.

Aksi Anarkis kembali terjadi ketika demonstran meninggalkan tempat, beberapa orang peserta aksi kembali melakukan perusakan dengan memukul kaca mobil, kali ini Mobil Dinas milik Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Sigi yang menjadi korban.

Mobil jenis Avansa Dengan Nomor Polisi DN 41 M itu mengalami kerusakan di bagian kaca belakang.

Meski diwarnai dengan beberapa insiden kecil oleh demonstrasi, namun prosesi pelantikan yang berlangsung di Kantor DPRD Sigi tetap berjalan lancar hingga selesai.

beritapalu.com

peringatan sumpah pemuda tahun 2010

Keberingasan di 28 oktober 2010
ketika kibaran merah putih tak memiliki arti

Peringatan hari Sumpah pemuda tahun ini dikota palu propinsi Sulawesi Tengah diperingati oleh sejumlah elemen mahasiswa dan beberapa organisasi kepemudaan yang tergabung dalam gerakan ‘ AMPIBI” ( Aliansi masyarakat peduli bangsa indonesia) siang tadi 28/10/10 dengan menggelar aksi unjuk rasa. Masa aksi yang berjumlah sekitar 300 orang tersebut serta dikomandoi oleh Hamzah Siji mengusung tema “ Kaum Muda Bersatu, Gulingkan SBY dan elit politik busuk”. Aksi yang dimulai sekitar pukul 10.30 WITA di Taman GOR palu akhirnya berakhir ricuh.
Kericuhan bermula ketika masa aksi yang melakukan orasi di depan gedung DPRD Propinsi Sulawesi Tengah, bermaksud masuk menemui para anggota dewan yang saat itu sedang mengelar rapat komisi. Namun barikade aparat keamanan mencoba mengahalangi maksud tersebut. Hingga sekitar pukul 11. 48 WITA kesepakatan tidak tercapai antara tim negoisator para masa aksi dengan aparat keamanan serta pihak anggota DPRD itu sendiri. Kondisi inilah yang memicu kemarahan para peserta aksi. Pasalnya mereka hanya ingin menyampaikan tuntutan mereka mengenai kegagalan pemerintahan dibawah pimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun tidak seorangpun dari wakil DPRD yang ingin menenmui mereka. Hingga beberapa dari peserta aksi meluapkan kemarahannya dengan menusuk serta memecahkan lampu koridor halaman depan gedung DPRD Propinsi Sulawesi Tengah. Aparat kemanan yang melihat kondisi tersebut langsung dengan beringasnya mengejar serta memukul para peserta aksi dengan tidak sepantasnya.
Beberapa dari peserta aksi yang tertangkap menjadi bulan – bulanan oknum aparat keamanan, bahkan sempat terjadi aksi penyaderaan dari aparat keamanan. Kondisi ini semakin memperkeruh keadaan siang itu. Sebab para peserta aksi dengan emosi mencoba meminta teman mereka untk dibebaskan. Ironisnya, para wakil rakyat tersebut keluar nanti pada saat usai aksi kekerasan terjadi. Dengan tidak merasa bersalah, mereka mencoba mendinginkan suasana yang semakin tidak terkendali itu. Namun itupun tidak langsung menunjukan hasil yang maksimal. Masa meminta pertanggung jawaban aparat keamanan dalam hal ini pihak kepolisian atas perlakuan keji mereka kepada beberapa peserta aksi. Bahkan salah seorang peserta aksi sempat mengalami cedera berat dibagian kakinya akibat perlakuan kasar dari oknum aparat keamanan.
Untuk mencairkan suasana siang itu, Wakapolda Sulteng AKBP……, segera mengambil inisiatif dan memerintahkan anak buahnya untuk membebaskan para peserta aksi yang sempat ditahan didalam gedung DPRD Sulteng serta mencoba menjadi mediator antara mahasiswa dengan para anggota dewan yang hadir ditengah masa yang sedang emosi..
Disaksikan oleh sejumlah pihak media cetak dan elektronik nasional, para anggota DPRD yang saat itu diwakili Ridwan Alijdama mengtakan akan membantu para mahasiswa untuk mendesak pihak Polda Sulteng agar mengusut oknum aparat yang melakukan pemukulan serta penganiayaan terhadap para peserta aksi. Hal tersebut juga diamini oleh wakapolda sulteng
Dalam orasi terakhirnya, Sarinah salah seorang perempuan yang menjadi peserta aksi serta wakil coordinator lapangan aksi 28 oktober itu mengecam keras tindakan brutal para aparat keamanan yang melakukan aksi kekarasan terhadap para peserta aksi termasuk dirinya. Serta mengancam akan membawa masa yang lebih besar apabila dalam waktu tiga hari kedepan pihak POLDA Sulteng tidak menyelesaikan pengusutan terhadap para anggotanya. Sekitar pukul 13.30 WITA masa aksi perlahan meninggalkan halaman kantor DPRD Propinsi Sulawesi Tengah.
Perlu diketahui, dalam tuntutan awalnya, Aliansi Masyarakat Peduli Bangsa Indonesia ( AMPIBI) meminta kepada seluruh pemuda yang ada di indonesia agar bersatu untuk menggulingkan pemerintahan SBY yang mereka klaim sebagai boneka amerika. Dalam selebarannya mereka juga meminta, menolak revisi UUK No.13 2003, meminta upah layak dan setara nasional bagi kaum buruh, pendidikan dan esehatan gratis bagi seluruh rakyat indonesiasia, lapangan kerja yang layak, tolak kenaikan RDL, Gas dan BBM, kemudian hapuskan utang luar negeri, nasionalisasi industri asing dibawah control rakyat, penegakan hokum tanpa pandang bulu, stop kekerasan terhadap perempuan, bangun pemerintahan yang demokratis dan berkarakter kerakyatan, serta usut tuntas kasus korupsi secara nasional ( dari pusat hingga daerah).
Ampibi sendiri adalah gabungan organisasi mahasiswa dan kepemudaan yang eksis melakukan aksi perlawanan terhadap kebijakan – kebijakan pemerintah yang mereka nilai tidak berpihak kepada rakyat kecil. Organisasi yang tergabung didalamnya antara lain ; BEM UNISA Palu, BEM STAIN Palu, HMI MPO, LMND, MAHARDIKA, KOMRAD, PPBI, SANGSEKERTA,PMII, KOMA progresif, PEMBEBASAN, PPRM, FEMME progresif.
Pemuda adalah pewaris serta penerus dan penentu cita – cita dan harapan bangsa. Ditangan merekalah nasib bangsa ini akan ditulis. Ketika pemuda memulai sejarah pergerakannya menuju indonesia yang berdaulat dan berorientasi kerakyatan, semestinya itu mendapat dukungan moril dan materiil. Ukuran keberhasilan pemuda tidak hanya harus selalui dinilai dari prestasi mereka di bidang keilmuwan, atau mewakili bangsa ini mengikuti rangkaian perlombaan diluar negeri dan menjadi juara. Namun sekali lagi penegasan itu adalah adalah keliru dan berasal dari konsep nasionalisme yang tidak jelas. Peristiwa diatas adalah bentuk nasionalisme yang telah tertanam di hati dan jiwa pemuda. Mereka berani melawan tirani yang diciptakan oleh anak – anak bangsa ini sendiri. Mereka tak lelah meneriakkan perubahan yang sepantasnya untuk bangsa ini, mereka memperjuangkan hak seluruh rakyat miskin bangsa ini. Tapi apa yang terjadi…? Bukannya medali ataupun sapaan akrab yang mereka terima namun sebaliknya, pentungan, pukulan serta tendangan dan makian yang selalu menjadi pagar betis yang harus selalu mereka terima….,
Benarkah bangsa ini menjadi bangsa boneka seperti pada masa VOC dulu….? Analisalah kemudian mari bergerak untuk sebuah perubahan besar di Negara ini.//papa-------------------------------------------------------------------Q